Waspadai Penipuan Pinjaman Online Sebelum Anda Menyesal


Ketika Anda berencana meminjam online maka seharusnya Anda sudah siap dengan segala sesuatunya. Hati-hati penipuan pinjaman online, terutama yang langsung cair. Yang pertama yang perlu Anda pertimbangkan adalah resiko. Apapun yang kita lakukan dalam hidup ini tentu berisiko tetapi meminjam uang kemudian mengembalikannya dengan pengembalian yang lebih walaupun itu cuman bunga kecil tentu menjadi pertimbangan tersendiri.

Ini seharusnya menjadi pertanyaan bagi siapapun yang siap meminjam melalui media apa saja, baik itu pinjaman online, koperasi ataupun yang paling mengerikan adalah lintah darat alias rentenir. Mempertimbangkan ini penting karena masa depan Anda yang tahu. Ketika akhirnya Anda kena tipu pinjaman online, bagaimana Anda bisa mengembalikan pinjaman itu. Sekarang Perlu Anda pikirkan jangan Mudah terpengaruh dengan lingkungan sekitar. Jangan mudah terbakar emosi Jangan mudah mengambil keputusan tanpa melihat akibat kemudian hari

Kecuali dalam keadaan mendesak, meminjam terutama kepada lembaga peminjaman online yang memberikan kemudahan pencairan tentu kita harus berhati-hati. Menghindari resiko buruk di kemudian hari, mungkin kita bisa meminjam yang kita kenal dulu meskipun ini susah karena mereka bisa percaya dan tidak percaya apalagi kalau kita sering meminjam kemudian mereka khawatir suatu saat kita menghianati mereka. Maka kita tidak akan mendapatkan pinjaman. Ini bak Simalakama dan Anda terpaksa dan terdesak. Anda perlu uang untuk keperluan yang mendesak, seperti misalnya anak sekolah, biaya kuliah, biaya rumah sakit bila BPJS Anda mati, untuk makan keseharian musibah yang tak terduga dan lain sebagainya dan akhirnya terjebak penipuan pinjaman online ini

Sekiranya Anda sudah siap dengan segala risikonya, Anda masih perlu melakukan penghayatan berulang-ulang akan apa yang Anda akan temui di masa datang untuk keselamatan dan pikirkan hal terburuk, misalnya Ketika tiba-tiba Anda tidak bisa mengembalikan pinjaman itu. Datanglah debt collector menagih, rentenir dan sebagainya yang harus, tidak bisa tidak, mendapatkan angsuran dari apa yang pernah Anda pinjamkan. Coba resapi ini. Coba Anda bayangkan ini nyata dan pikirkan masak-masak, Anda akan lanjut meminjam atau Anda akan berpikir ulang untuk melakukannya

Simulasi ini berguna supaya Anda bisa selamat dari tindakan sia-sia. Kenapa kita bilang tindakan sia-sia? Karena ketika orang banyak menjebak orang lain dalam keadaan terdesak seharusnya kita bisa menghindari diri dari jebakan penipuan pinjaman online ini. Jangan sampai kita menggali lobang tutup lobang dan melakukan hal itu berulang-ulang. Kenapa? Karena bunga yang walaupun sedikit jumlahnya tentu akan bertambah banyak saat kita tidak mampu melakukan pengembalian.

Baru-baru ini saya dengar dari teman setelah dia menyetor uang tanpa diketahui secara detil perjanjiannya. Seperti apa ternyata yang disetorkan hanya bunganya saja. Nah, kewaspadaan perlu. Jangan sampa Anda tertipu pinjaman online mentah-mentah nantinya dan ini akan membuat hidup Anda sengsara.

Bagi orang-orang yang beragama, terutama Islam, tentulah mereka akan berpikir ulang untuk melakukan pinjaman yang ada riba didalamnya karena hukum riba itu dan dosanya sama besar seperti dosa berzina dan mudharatnya lebih besar seperti kehancuran rumah tangga perceraian yang terjadi dimana-mana dan yang lebih tragis nya ada yang bunuh diri karena tidak bisa melunasi hutang. Dengan ajaran agama yang ketat yang dipahami benar-benar maka orang akan berpikir ulang untuk melakukan pinjaman ini. Terutama ketika kita dalam keadaan terdesak jika kita Serahkan semuanya kepada Allah maka Allah akan memberikan jalannya selama kita mau ikhtiar

Jadi menggunakan otak sebelum melakukan sesuatu adalah lebih penting daripada mengandalkan emosi yang membuat Anda Terpuruk di kemudian hari karena otak diberikan tuhan untuk berpikir dan untuk mempelajari kejadian-kejadian yang ada di bumi ini seperti pinjaman dengan bunga alias riba sesuatu yang jelas-jelas dilarang Yang Mahakuasa.

Tak punya pinjaman online tapi di tagih? Awas istri 
Anda terjebak rentenir di rumah